Belakangan banyak hal yang terjadi. Penuh kejutan. Berantakan. Sekaligus mendewasakan. Mengurasa banyak emosi dan tenaga. Menyita banyak waktu untuk memikirkan dan menyelesaikannya.
Anak salah satu rekan kantor sakit. Beberapa ruangan di kantor juga harus di renovasi. Atasan terlihat pusing, setiap hari wajahnya terlihat lelah. Kantor padat bukan sekali, banyak riuh aktifitas. Jam tujuh malam belum pulang. Selalu ada saja yang belum selesai dalam satu hari.
Di luar kantor, hujan terus datang. Banjir di beberapa titik, memaksa orang-orang untuk diam di rumah. Ruang-ruang terbuka jadi sepi. Beberapa pedagang terpaksa meliburkan diri. Penjual jas hujan laku keras. Makan soto atau makanan kuah-kuahan lain selalu jadi pilihan.
Di sekitar kos tidak ada aktifitas yang begitu berarti. Masing-masing pulang dan menutup pintu kamarnya. Mungkin yang jadi perhatian khusus, ada rekan kerja yang satu lingkungan tinggal. Beberapa kali canggung karena bingung harus bertegur sapa seperti apa di luar kantor.
Penjual nasi pecel masih jualan tiap sore, tempe dan bakwannya masih jadi favorit pembeli. Ibu penjual mie ayam masih ramah menegur setiap kali melewati gerobaknya. Dan beberapa ibu-ibu masih sama, bercerita dari halaman masing-masing sembari menyapu melati yang gugur.
Secara struktur dan aktifitas, sekitar tidak mengalami perubahan signifikan. Berjalan sebagaimana mestinya. Sudah seperempat tahun berjalan, lalu harus mencari apa lagi?
Tetap saja, saat tulisan ini diselesaikan, kepala berkelana. Ingin pergi sejenak. Lari dari banyak hal. Bolak-bolik cek tiket kereta dan cari tanggal merah pada kalender. Jadi, kalimat terakhir, mungkin hanya penenang untuk diri sendiri.